![]() |
| Ibadah Murni Saksi-saksi Yehuwa di Kota Gunungsitoli | Foto : istimewa |
Gunungsitoli - Ribuan umat Kristen terlihat sangat antusias mengikuti pertemuan tahunan Ibadah Murni yang digelar Saksi-Saksi Yehuwa di Gedung Serbaguna Sea View Sonata, Jalan Sea View Sonata, Desa Sifalaete Tabaloho Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias, selama 3 hari, mulai tanggal 12-14 Desember 2025. Dua ruangan aula besar Gedung tersebut penuh ditempati peserta.
Dalam pertemuan Ibadah Murni itu, panitia tetap peduli terhadap kebersihan tempat termasuk kamar mandi dengan mengerahkan petugas yang dimonitor setiap saat.
Selain itu, selama acara berlangsung, panitia juga melengkapi beberapa fasilitas pendukung berupa ketersediaan ruangan P3K apabila peserta mengalami kurang sehat, dan ruangan peralatan audio visual.
Kemudian, ruang persiapan pengkhotbah (ketua) sebelum naik ke podium, serta ruang penerjemah simultan bahasa Inggris ke bahasa Nias dapat diikuti di frekwensi 88,0 FM.
Juru bicara Saksi Saksi Yehuwa, Asmesar Rajagukguk saat dihubungi per telepon, Minggu (14/12/2025) mengkonfirmasi hal ini dilakukan guna memperlancar dan tertibnya seluruh proses kegiatan pertemuan selama berlangsung.
Asmesar Rajagukguk memperkirakan umat yang menghadiri pertemuan tahunan Saksi Saksi Yehuwa di Nias ini sebanyak 700-an orang. Mereka sangat antusias mengikuti dengan baik.
Asmesar mengungkapkan, pertemuan tahunan Ibadah Murni ini digelar secara serentak di provinsi lainnya di Indonesia dengan pusat kegiatan di Jakarta. "Untuk pertemuan di Jakarta dihadiri ribuan delegasi dari 21 negara," katanya.
Mengenai dipilihnya tema Ibadah Murni, menurut Asmesar, ingin masyarakat yang hadir mendapatkan manfaat dan pencerahan, serta penghiburan khususnya bagi banyak yang terdampak bencana alam, bencana yang baru terjadi di daerah Sumatera Utara.
"Kami ingin mereka punya harapan dari khotbah yang didengarkan. Mereka jadi tahu makna ibadah dan apa yang mereka lakukan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan yang sulit ini," ungkapnya.
Selain drama, acara yang dimulai Jumat lalu diisi dengan sejumlah simposium yang membahas bagaimana Yesus menghadapi godaan serta bagaimana prinsip-prinsip Alkitab dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Materi-materi tersebut mengajak peserta untuk membangun iman yang kokoh dan konsisten, bukan sekadar bersifat seremonial.” ujarnya.
Rangkaian kegiatan selama 3 hari berlangsung diisi dengan ceramah yang mengajak semua hadirin melakukan pemeriksaan diri, yaitu bagaimana Yesus memandang setiap orang.
Ditambahkannya, Saksi-Saksi Yehuwa merupakan salah satu organisasi non-profit terbesar di dunia dalam mengadakan pertemuan.
"Pada tahun 2024, hampir 13 juta orang menghadiri acara pertemuan tersebut di lebih dari 6.000 lokasi pertemuan Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia," tambah Asmesar. (Rilis/red).


0 Komentar